Kerokan sudah dikenal masyarakat
kita sejak ratusan tahun silam. Bahkan hingga di era yang serba modern sekarang
pun masyarakat masih menggunakan kerokan sebagai salah satu metode penyembuhan
alami, khususnya untuk masuk angin dan demam. Kenapa hanya dengan ‘mengerok’
saja bisa sembuh? Adakah efeknya ke tubuh kita dalam jangka panjang?
Sebenarnya prinsip kerokan ini
sejalan dengan teori Einstein, E=MC². Yang mengatakan bahwa energi muncul
dikarenakan adanya pergesekan antara 2 benda. Contoh gampangnya, pada suhu
dingin secara tidak sadar kita sering mengusap-usap kedua tangan kita bersamaan
karena dari gosokan kedua tangan kita tadi akan menghasilkan panas yang membuat
suhu tangan menjadi stabil. Begitu juga dengan kerokan, ketika punggung kita
dikerok maka akan meningkatkan panas dalam tubuh. Kemudian terjadilah pelebaran
pembuluh darah sehingga oksigenasi dan peredaran darah menjadi baik dan lancar.
Inflamasi yang terjadi pun berguna
untuk menetralisir sakit dan mempercepat proses penyembuhan. Inflamasi sendiri
adalah peradangan yang ditandai dengan adanya bercak-bercak merah pada kulit. Walaupun
kelihatannya baik tapi jika terus dilakukan dalam jangka panjang akan
menimbulkan dampak yang cukup serius. Semakin sering kulit kita digosok maka semakin
lebar pula pori-pori kita sehingga mempermudah bakteri dan virus untuk masuk ke
tubuh. Inget ya temen-temen kulit bukannya
kayak GOSIP(makin digosok makin SIPP..hehe).
Selain itu, kerokan sangat tidak dianjurkan
dilakukan pada ibu hamil. Karena inflamasi akibat kerokan akan mengeluarkan zat
“cytokines” yang meningkatkan
kekebalan tubuh, kemudian zat ini akan memicu pelepasan Prostaglandin yang bisa menyebabkan kontraksi pada rahim.